Menikmati pekerjaan yang selalu keluar kota menjadi hal yang
menyenangkan. Sambil menyelam minum air, selain bekerja saya juga bisa
traveling. Kali ini, Pantai parai Tenggiri nan cantik jadi target
wisata, saat saya berada di Bangka Belitung.
Berprofesi sebagai seorang konsultan yang mendapat lokasi proyek
tersebar di beberapa provinsi, membuat saya punya banyak kesempatan
mengunjungi tempat wisata di berbagai daerah. Pada kesempatan ini,
kebetulan saya ditugaskan ke Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung.
Namun, karena keterbatasan waktu saya hanya sempat berkunjung ke Pantai
Parai Tenggiri yang berada di Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Mengenai waktu tempuh dari pangkal pinang, ada yang menarik di sini.
Sedikit bercerita, angkutan umum di Pulau Bangka sangat sulit sekali
ditemui. Saya pun sampai 'karatan' menunggu angkutan umum di pulau ini.
Akan tetapi, setelah menunggu hampir 1,5 jam akhirnya sebuah mobil
berplat kuning lewat di hadapan saya. Sontak saya pun merasa sangat
bahagia. Tanpa ragu, saya langsung meminta supir untuk mengantarkan ke
Pantai Parai. Selanjutnya, supir pun setuju dengan tarif Rp 100.000.
Celakanya, sang supir ternyata baru beberapa hari menginjak Pulau
Bangka. Saya heran kenapa dia bisa pasang tarif dan menyetujui untuk
mengantar saya ke Pantai Parai. Untung saja informasi melalui penunjuk
arah yang ada di sepanjang perjalanan cukup jelas menunjukkan ke arah
Pantai Parai.
Saya berangkat dari Hotel Aston Soll Marina pukul 13.30 WIB dan tiba
di Pantai Parai pukul 15.15 WIB. Ya, waktu yang cukup lama jika
dibandingkan dengan informasi awal yang saya peroleh, yaitu sekitar 45
menit. Karena waktu tempuh perjalanan yang panjang saya pun merasa
kasihan, jadilah ongkos supir saya tambahkan Rp 25.000 dari kesepakatan
awal.
Akhirnya saya pun berhenti di depan sebuah resort "Parai Beach Resort
& Spa" yang merupakan kawasan wisata terpadu Pantai Parai Tenggiri.
Saya coba berkeliling untuk mencari alternatif penginapan, tetapi
kecewa karena satu-satunya tempat istirahat di Pantai Parai hanya "Parai
Beach Resort & Spa".
Sebelumnya saya tidak berani ke resepsionis karena sudah bisa menebak
harga kamar yang akan ditawarkan. Namun, tidak ada pilihan lain maka
saya melaju ke depan meja resepsionis. Sontak saja, saya kaget melihat
harga kamar yang termurah masih seharga Rp 850.000.
Akan tetapi, setelah negosiasi saya mendapatkan harga spesial pada
harga Rp 583.000. Ya, walaupun masih tinggi tapi saya sudah terlanjur
jatuh hati pada pantai ini. Ahh, terpaksa saya relakan sebagian uang
perjalanan dinas untuk membayar kamar di hotel ini.
Ini kali pertamanya saya berkunjung ke Bangka Belitung. Rasa takjub
melihat pemandangan ini membuat hati tak ingin pergi. Batu-batu besar di
sekitar pantai membuat pemandangan ini semakin sempurna.
Pengelola di lokasi ini sangat memperhatikan faktor keamanan dan
kenyamanan wisatawannya. Hal ini terlihat dari lingkungan pantai yang
bersih dan tertata asri serta beberapa safety guide yang memantau
pengunjung yang berenang, agar tidak terjadi hal-hal yang tak
diinginkan.
Ada banyak fasilitas di pantai ini, seperti parasailing, banana boat,
jetski, kolam renang, restoran resort dan restoran di atas pulau "Rock
Island" dan masih banyak lagi.
Mengenai restoran Rock Island, panoramanya sangai indah sekali kalau
disaksikan saat malam hari. Di kiri dan kanan jembatan terdapat lampu
yang cahayanya sangat indah dan menambah suasana semakin romantis.
Tidak hanya itu, sunrise yang disajikan Pantai Parai ini berbeda
dengan kebanyakan pantai yang telah saya kunjungi. Rasanya menarik
sekali bisa menyaksikan sunrise di pantai dengan hamparan batu yang
sangat banyak dan besar-besar.
Namun sayang, ada saatnya saya harus pulang ke Jakarta. Karena tidak
ada angkutan umum saya pun menyewa travel untuk mengantarkan kembali ke
Kota Pangkal Pinang. Pihak hotel kembali memberikan potongan harga
sehingga saya hanya membayar Rp 200.000 dari harga normal Rp 250.000.
Dari supir travel ini saya baru mengetahui kalau ada sebuah jalan
pintas yang menghubungkan Kota Pangkal Pinang dengan Pantai Parai. Waktu
tempuhnya pun hanya sekitar 40 menit. Sangat jauh berbeda saat
keberangkatan dengan menyewa angkot yang memakan waktu tempuh 1 jam 45
menit.
Sebenarnya, di dekat Pangkal Pinang adalagi pantai yang cukup bagus
untuk dikunjungi, yaitu Pantai Padi dan Pantai Tanjung Pesona. Akan
tetapi, adanya keterbatasan waktu saya belum sempat mengunjungi dua
pantai tersebut.
Mungkin lain waktu, semoga saja proyek tahun depan semakin banyak sehingga saya bisa bekerja sambil liburan. Salam traveling!
No comments:
Post a Comment