Sudah ketiga kalinya saya datang ke Thailand, tapi belum juga sempat
datang Damnoensaduak Floating Market. Akhirnya, rasa penasaran membawaku
ke pasar terapung ala Negeri Gajah Putih.
Berbekal penasaran saya mengunjungi Damnoensaduak Floating Market,
sebuah pasar tradisional terapung terbesar di Negara Gajah Putih. Dengan
menyewa mini van saya dan keluarga sudah siap sejak pagi.
Membutuhkan waktu tempuh 2 jam perjalanan menuju Provinsi Ratchaburi
yang berada di barat daya Kota Bangkok. Namun sayang, perjalanannya
terasa datar dan membosankan.
Tiba di lokasi, saya harus beli tiket masuk dan menyewa sampan
tentunya dengan adegan tawar menawar terlebih dahulu. Waduh! Patokan
harganya tidak jelas, kalau sampai tidak jadi tentunya tidak seru.
Sudah jauh-jauh datang dan ingin tahu seperti apa sih Damnoensaduak
pasar terapung Thailand itu, masa tidak jadi hanya karena harga sewa
sampan yang tak jelas. Jadi, ya sudahlah terpaksa kami bayar, tapi dalam
hati, "Kalau jelek awas, cukup sekali!"
Belum 5 menit menyusuri kanal yang lebih mirip seperti parit besar,
bau tak sedap dari airnya yang berwarna coklat menyeruak masuk ke
hidung. Sampah bertebaran, bekas botol mineral mengambang dimana-mana.
Waduh! Apa bedanya dengan Ciliwung ya? Saya pun hanya tutup hidung pakai
tisu.
Perahu akan saling berpapasan dan sesekali bersenggolan dengan perahu
yang mengangkut wisatawan lainnya di sepanjang kanal. Di pinggir kanal
banyak kios-kios penjual suvenir dan sampan para penjual makanan dan
buah-buahan yang sedang menunggu pembeli, bertransaksi. Itu memang
pemandangan unik.
Jika Anda membayangkan Damnoensaduak, pasti membayangkan keramaiannya
seperti pasar terapung di Sungai Kapuas, Kota Banjarmasin? Anda salah,
karena Damnoensaduak hanyalah pasar terapung yang memanfaatkan
kanal-kanal kecil sampai akhirnya sampan itu berhenti ditempat yang sama
waktu saya naik tadi.
Lho, mana sungai besarnya ya? Saya membayangkan sebuah pasar terapung
yang spektakuler dimana berkumpul ratusan penjual di sampannya yang
berada di tengah-tengah Sungai Chaopraya.
Saya pun masih penasaran, ternyata lebih seru Pasar Terapung
Banjarmasin. Saya pun membatin, "Cukup sekali, dan saya tidak penasaran
lagi." Cintailah alam dan negerimu!
No comments:
Post a Comment